Sejarah Organisasi Kesatuan Pelaut Indonesia

Penyatuan Organisasi

Seiring dengan adanya pembenahan menyeluruh terhadap serikat-serikat pekerja/buruh yang ada di Indonesia oleh pemerintah Orde Baru, maka pada tanggal 20 Februari 1973 terbentuklah Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI) yang beranggotakan 20 organisasi Serikat Pekerja/Buruh Lapangan Pekerjaan (SBLP) diantaranya adalah Serikat Pelaut Indonesia (SPI).

Serikat Pelaut Indonesia sendiri pembentukannya didasarkan pada pengintegrasian serikat-serikat buruh anggota FBSI dalam polarisasi menurut lapangan pekerjaan atau profesi. SPI dibentuk pada tanggal 24 November 1975 di Jakarta yang merupakan penggabungan dari Serikat Buruh Pariwisata, Serikat Buruh Transport dan Serikat Buruh Karyawan Maritim Indonesia termasuk unsur Pelaut, dimana Ketuanya adalah juga Ketua PPI, yaitu Capt. Drs. S.Z. Pattinasarani. Dengan demikian, selain PPI maka ada juga organisasi pelaut lain yaitu SPI yang mempunyai ketua yang sama.

Adanya 2 organisasi ini seringkali menimbulkan hambatan dan kekaburan wewenang tugas dilapangan terutama dalam menangani masalah ketenagakerjaan pelaut dan jelas-jelas akan berdampak kepada terpolarisasinya pelaut Indonesia dalam kepentingan-kepentingan diluar organisasi. Dari kedua organisasi ini juga, maka PPI-lah yang memiliki asset organisasi terbesar dan lengkap perangkat organisasinya dari pusat sampai kedaerah-daerah. Eksisnya PPI tidak terlepas dari peran penting para pembinanya baik pusat maupun daerah terutama para Kepala Daerah Pelayaran (Kedapel) I s/d IX.

Berpijak dari kesadaran untuk menghilangkan dualisme organisasi dan komitmen akan persatuan maupun kesatuan serta kesamaan visi dan misi maka timbul gagasan untuk menyatukan kedua organisasi tersebut dalam satu wadah sehingga benar-benar dapat melaksanakan tugas pembinaan dan perlindungan kepada pelaut secara lebih efisien maupun efektif. Untuk itu persiapan-persiapan segera dilaksanakan dan terutama lebih banyak atas inisiatif para Pimpinan Pusat PPI, yaitu dengan melaksanakan sosialisasi kesemua perangkat organisasi dan anggota tentang rencana penyelenggaraan Musyawarah Nasional Pelaut (MNP) Indonesia.

Didahului dengan ikrar bersama Pengurus PPI dan SPI pada tanggal 20 Februari 1976, maka pada tanggal 27 April 1976, ditandatanganilah dokumen penyatuan SPI (sub sektor pelaut) dan PPI dalam suatu “Deklarasi Pelaut Indonesia” oleh wakil-wakil pelaut dari SPI dan PPI. Dengan demikian secara resmi Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) atau Indonesian Seafarers Union telah terbentuk. Selanjutnya pada tanggal 28 s/d 29 April 1976 dilaksanakanlah Musyawarah Nasional Pelaut (MNP) Indonesia yang bertempat di Hotel Lembah Nyiur, Cisarua, Bogor, dengan menghasilkan komposisi Dewan Pembina & Penasehat KPI dan Dewan Pimpinan Pusat KPI periode 1976 s/d 1981, masing-masing :

DEWAN PEMBINA & PENASEHAT
KESATUAN PELAUT INDONESIA
Periode : 1976 – 1981

Ketua Pembina :
Haryono Nimpuno, Laksda TNI.

Anggota :
1. Sapardjo.
2. Utoyo Usman, SH.
3. Drs. Soekarno MPA.
4. P. Soepardjo.

Penasehat :
1. Drs. Soekarso.
2. M.S. Wibowo.
3. Capt. Harun Rasidi.

DEWAN PIMPINAN PUSAT
KESATUAN PELAUT INDONESIA
Periode 1976 s/d 1981

Ketua Umum : Capt. Drs. S.Z. Pattinasaranij.
Wakil Ketua : Capt. Azwar Nadlar.
Wakil Ketua : Soediono Gondowisastro
Wakil Ketua : Arief Soemadji.
Wakil Ketua : Capt. Drs. A.H. Parulian.S.
Sekretaris Umum : Capt. Max.F.Mirah.
Wakil Sekretaris Umum : Capt. Siswojo L.H.
Bendahara : R. Soekarto.
Wakil Bendahara : Ny. Retno Indah Sudijono, BA.
Sekr. Bidang Organisasi : Jen.G.Haryantho.
Sekr. Bidang Pendidikan/Kader : Capt. Moer Subekti.
Sekr. Bidang Hukum/Perlindungan & Pembinaan Hubungan Kerja : Capt. T.S. Iskandar.
Sekr. Bidang Perencanaan/Penelitian : Capt. Soediono Djauhari.
Sekr. Bidang Hubungan Luar Negeri : Capt. A.J. Legawa.
Sekr. Bidang Usaha & Proyek Khusus : S.H. Sampelan.
Sekr. Bidang Agama, Rohani, Aliran Kepercayaan & Seni Budaya : Ridwan.
Sekr. Bidang Perburuhan : J. Manuahe.

Scroll to Top